GANJAR APRESIASI PEMANFAATAN LAHAN UNTUK
KETAHANAN PANGAN, TAPI TETAP PERHATIKAN POHON PENAHAN AIR
Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan pemanfaatan kawasan hutan untuk
pertanian harus mempertimbangkan adanya vegetasi tanaman keras atau pohon
penahan air.
Hal itu
disampaikan Ganjar agar tanah pada daerah tinggi dan kemiringan tinggi tidak
longsor maupun menyebabkan banjir.
"Umpama
daerah dengan kemiringan yang tinggi harus ditahan betul, seperti pohon yang
sudah ditebang itu akarnya jangan dicabut karena itu cukup bisa menahan air
hingga nanti penanaman dari Perhutani berikutnya."
"Nah di
sela-sela itulah silakan ditanami. Maka kita musti juga menjaga alamnya agar
kemudian tidak terjadi banjir," kata Ganjar saat menghadiri penanaman
jagung dalam rangka ketahanan pangan di Petak 49 Jragung, Desa Candirejo,
Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Selasa (24/1/2023).
Ganjar
mengingatkan hal itu lantaran sebelumnya pemanfaatan kawasan hutan milik
Perhutani untuk lahan pertanian di wilayah Kendeng tidak memperhatikan
persentase tegakan atau pohon penahan air.
Hampir 90
persen lahan hanya ditanami jagung tanpa ada tumbuhan keras sama sekali.
"Saya
ingatkan itu karena sudah terjadi di Pati dan Grobogan (pegunungan Kendeng,
red). Sehingga kemarin waktu hujan terjadi banjir dan longsor."
"Untuk
petani yang kemarin terdampak bencana, kita sudah punya mekanisme untuk
recovery. Pemerintah ada benih yang bisa dibagikan, lalu ada juga asuransi
petani untuk kerugian," jelasnya.
Sementara
terkait penanaman jagung di Petak 49 Hutan Produksi Jragung, Pringapus itu,
Ganjar mengapresiasi Polri selaku penggerak.
Kegiatan itu
diinisiasi Satgas Pangan Polda Jateng bersama Perum Perhutani dan kelompok
petani di sekitar Petak 49.
"Bagus
ini. Jadi tidak hanya operasinya. Sekarang Polri dengan ekstrakurikulernya kita
mendapatkan dukungan."
"Jadi
kalau biasanya kita sambat kepada kepolisian kalau ketika ada operasi satgas
pangan, umpama kelangkaan penimbunan, dan sebagainya, tapi hari ini kita
dibantu mulai dari penanaman serentak."
"Luasnya
juga cukup signifikan dan ini kita bis memanfaatkan lahan-lahan milik
Perhutani," jelas Ganjar.
Menurut
Ganjar saat ini masih banyak lahan tidur yang belum dimanfaatkan.
Maka langkah
dari Satgas Pangan Polda Jateng dengan menanami hutan produktif dengan tanaman
tumpang sari dapat mendorong produktivitas beberapa komoditas.
Baik jagung,
padi maupun komoditas lain yang bisa dikembangkan.
"Itu
yang menurut saya bisa ngegas beberapa komoditas yang ada. Kalau hari ini
jagung, mungkin nanti di tempat lain bisa kita sesuaikan dengan yang
lain."
"Terima
kasih kepada teman-teman kepolisian yang hari ini memberikan tugas tambahan
kepada anggota untuk menanam."
"Kalau
musim hujan saat ini masih ada sisa dan kita bisa memanfaatkan tentu ini akan
sangat luar biasa dan masyarakat sekitar hutan bisa menikmati hasilnya,"
jelas Ganjar.
Mengenai
kebutuhan komoditas pangan, Ganjar mengatakan secara umum setiap tahun
kebutuhan dapat dicukupi.
Namun ada
bulan-bulan tertentu, misalnya sebelum panen, terjadi kelangkaan. Jagung
termasuk dalam salah satu komoditas tersebut.
"Makanya
kalau hari ini kita bisa menambah dan kemudian tadi dari beberapa perusahaan
swasta menjadi offtaker, selanjutnya kita bisa me-manage untuk kebutuhan yang
sifatnya lokal biasanya kebutuhan pakan ternak," ungkapnya.
Kapolda
Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, kegiatan penanaman untuk penguatan
pangan itu dilakukan serentak seluruh jajaran di Polda Jateng.
Totalnya ada
sekitar 475 hektar di seluruh wilayah Jawa Tengah. Khusus untuk wilayah
Ungaran, Kabupaten Semarang, ada sekitar 15,5 hektare yang ditanami jagung
"Jajaran
se-Jateng bersama-sama hari ini 475 hektare. Kegiatan ini untuk memberikan
kontribusi penguatan pangan untuk masyarakat kita di wilayah Jawa Tengah.
Semoga ini menjadi titik balik untuk memberikan yang terbaik bagi
masyarakat," jelas dia.
0 comments:
Posting Komentar