BAHLIL BLAK-BLAKKAN SEBUT ADA CAPRES YANG
DILOBI PIHAK ASING BUAT SETOP HIRILISASI
Menteri
Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia
mengklaim ada pihak asing yang melobi para calon presiden untuk menyetop
hilirisasi nikel.
Ia
mengatakan pihak asing itu awalnya melobi dirinya Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. dan Presiden Jokowi, tetapi
tidak berhasil.
"Mereka
pengen Indonesia ekspor bahan mentah terus. Karena tidak bisa melobi Pak
Jokowi, Pak Luhut, tidak bisa melobi saya maka mereka lobi lah kepada
calon-calon pemimpin lain untuk segera kita setop (hilirisasi) atau membuka
kembali ekspor nikel," katanya dalam konferensi pers, Rabu (25/1).
Karena itu,
Bahlil meminta seluruh masyarakat mengambil kesimpulan sendiri siapa yang
benar-benar mengutamakan kepentingan nasional dan yang berpotensi membuka ruang
bagi asing untuk menjalankan kemauan mereka di Indonesia.
Bahlil
membantah bahwa saat ini nikel tidak lagi menjadi incaran investor untuk
membuat baterai kendaraan listrik. Ia juga membantah bahwa Tesla tidak lagi
menggunakan baterai kendaraan listrik berbahan baku nikel.
Bahlil
mengatakan Tesla memang menggunakan baterai kendaraan listrik lithium ferro
phosphate (LFP) seperti yang disampaikan Thomas Lembong. Namun, hanya untuk
kendaraan yang standar.
"Apakah
benar nikel akan ditinggalkan? Ini adalah kebohongan publik. Kenapa saya
katakan demikian? Karena LFP itu hanya dipakai oleh Tesla kepada mobilnya yang
standar. Karena kualitas jarak tempuhnya itu lebih bagus ke nikel dan itu Tesla
sebagian juga masih memakai bahan baku nikel," katanya.
Dalam
paparannya, Bahlil menyebut ada dua jenis baterai kendaraan listrik yakni LFP
dan nickel mangan cobalt (NMC). LFP terdiri atas lithium, ferro, dan phospate
yang tidak ada di Indonesia.
Namun,
Indonesia memiliki nikel mangan, dan cobalt yang merupakan bahan baku NMC.
"Sekarang
kita sebenarnya mau fokus mau mengembangkan potensi sumber daya alam kita atau
kita mempromosikan negara lain? Ini lucu nih negara ini, atau ada apa
ini?," kata Bahlil.
0 comments:
Posting Komentar