PENGKHIANAT MEMANG PANTAS DIKHIANATI!



 

PENGKHIANAT MEMANG PANTAS DIKHIANATI!

 

Eks Ketua DPP Partai NasDem, Zulfan Lindan lewat podcast-nya di kanal YouTube Total Politik, Zulfan mengungkap skenario yang mungkin dipakai Paloh untuk membatalkan pencapresan Anies Baswedan.

 

Ini diungkapnya usai melihat pertemuan Surya Paloh dan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Marives) Luhut Binsar Pandjaitan di London, Inggris baru-baru ini.

 

Beredar isu bahwa pertemuan ini menjadi penanda berakhirnya gagasan Partai NasDem mengusung Anies Baswedan di Pemilihan Presiden 2024.

 

"Politik itu kan penuh dengan kemungkinan. Kalau saya lihat, saya lihat kepentingan untuk membuka hubungan kembali, walaupun tidak bisa seakrab dulu, antara Surya Paloh dan Jokowi," tutur Zulfan, dikutip pada Kamis (19/1/2023).

 

"Surya Paloh tanpa diminta pun bisa jadi belok, setelah dia lihat Anies ini nggak mungkin juga karena Demokrat belum selesai," jelasnya menambahkan.

 

Dalih pertama yang akan diungkit adalah sulitnya memenuhi presidential threshold 20 persen untuk mencalonkan Anies. Padahal hal ini bisa dengan mudah diusahakan oleh Partai NasDem.

 

"Salah satunya dengan menjadikan AHY sebagai wapres, selesai, nah mungkin PKS bisa deal yang lain. Tapi kan sampai sekarang keras, tidak ingin AHY," ujar Zulfan.

 

"Sudah ditegaskan sejak awal, wakil presiden diserahkan kepada Anies, tapi Anies tidak bisa memutuskan dengan berbagai pertimbangan. Akhirnya kesimpulannya Anies ini dibuat bagaimana tidak bisa maju," imbuhnya.

 

Hal itu yang mendasari Zulfan menduga ada rancangan skenario untuk membuat Partai NasDem tidak bersalah apabila akhirnya gagal mencapreskan Anies.

 

"Orang tahu Demokrat minta AHY adalah calon wakil presiden. Karena Demokrat mengatakan demikian, dari pihak NasDem mengatakan kami nggak setuju. Ini kan jadi nggak ketemu. Akhirnya apa? Bukan salah kami dong (kalau batal mencapreskan Anies)," ujar Zulfan.

 

Padahal di mata Zulfan, AHY memenuhi berbagai kriteria sebagai cawapres ideal untuk Anies. Seperti AHY yang memiliki partai dan elektabilitasnya tergolong baik.

 

"Kalau dilihat dari sudut itu, kayanya ada upaya untuk deadlock. Nah ini nggak boleh terjadi, yang jadi korban siapa? Ya Anies-nya yang jadi korban," pungkasnya.

0 comments:

Posting Komentar